Judul : MALAM LAILATUL QADAR
HARI/TANGGAL : SELASA, 30 JULI 2013
MUSHOLA : AL-AMIN
PENCERAMAH : M. SAFI'I
MALAM LAILATUL QADAR
1. Keutamaan Malam Lailatul Qadar
Cukuplah
untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui
bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman (yang
artinya),[1] Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam
kemuliaan. [2] Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? [3] Malam kemuliaan
itu lebih baik dari seribu bulan. [4] Pada malam itu turun malaikat-malaikat
dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. [5] Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [QS Al Qadar: 1 - 5]
2. Waktunya
Pendapat yang paling kuat, terjadinya
malam Lailatul Qadr itu pada malam terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits
‘Aisyah radiyallahu ‘anha, dia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan dan beliau bersabda, (yang artinya) “Carilah malam Lailatur Qadar di
(malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR
Bukhari 4/255 dan Muslim 1169)
Jika seseorang merasa lemah atau tidak
mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat Ibnu
Umar (dia berkata): Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang
artinya), “Carilah di sepuluh hari
terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.”
(HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).
Kesimpulannya, jika seseorang muslim
mencari malam Lailatul Qadar, carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir,
21, 23, 25, 27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari ppada sepuluh hari
terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25, 27 dan
29. Wallahu a’lam.
3. Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini,
barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan
seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan
(bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu,
dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah
untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan
pahalaNya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah
dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari 4/217 dan Muslim 759).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda (yang artinya), “Barangsiapa
berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap
pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari 4/217 dan Muslim 759)
<Disunnahkan
untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari sayyidah
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, (dia) berkata, "Aku bertanya, Ya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam
Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan?" Beliau menjawab,
"Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii. Ya Allah, Engkau
Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah
aku." (HR Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850), dari Aisyah, sanadnya
shahih.
Saudaraku
-semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaatiNya –
engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan
keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan sholat) pada sepuluh malam hari
terakhir.
Dari
Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Adalah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila masuk pada sepuluh hari
(terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya (menjauhi wanita yaitu
istri-istrinya karena ibadah, menyingsingkan badan untuk mencari Lailatul
Qadar), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR
Bukhari 4/233 dan Muslim 1174).
Juga
dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, (dia berkata), “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir),
yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya.” (HR
Muslim 1174).
4. Tanda-tandanya
Ketahuilah
hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu dengan ruh dariNya dan
membantu dengan pertolonganNya- sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim
mengetahuinya.
Dari
Ubay radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda (yang artinya), “Pagi
hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar menyilaukan, seperti
bejana hingga meninggi.” (HR Muslim 762).
Dari
Abu Hurairah, ia berkata: Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda (yang artinya), “Siapa di antara kalian yang ingat ketika
terbit bulan, seperti syiqi jafnah.” (HR Muslim 1170. Perkataannya
“Syiqi Jafnah”, syiq artinya setengah, jafnah artinya bejana. Al Qadli ‘Iyadh
berkata, “Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi
di akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali
di akhir-akhir bulan.”)
Dan
dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda (yang artinya), “(Malam)
Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga
dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah
kemerah-merahan.” (HR Thayalisi (349), Ibnu Khuzaimah (3/231),
Bazzar (1/486), sanadnya hasan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar